1 Samuel 15:23
15:23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung
1 dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak
firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja
2 ."
1 Samuel 15:26
15:26 Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak
firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."
1 Samuel 16:1
Daud diurapi menjadi raja
16:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita
karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak
sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak
dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai,
orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih
seorang raja bagi-Ku."
1 Full Life: PENDURHAKAAN ... DOSA BERTENUNG.
Nas : 1Sam 15:23
Dosa "bertenung" artinya berusaha untuk memanipulasi peristiwa,
orang, atau masa depan dengan mempergunakan roh-roh orang yang sudah mati
(bd. Im 19:26; Ul 18:9-12). Pemberontakan terhadap Firman Allah adalah
sama dengan dosa ini karena keduanya mencakup penolakan ke-Tuhanan Allah
dan suatu usaha untuk menentukan kesudahan hal-hal dengan cara yang tidak
selaras dengan cara Allah. Selanjutnya, kedua dosa itu mengeluarkan si
pelanggar dari perlindungan Allah dan meletakkannya di bawah kuasa Iblis
dan roh-roh jahat yang membinasakan (bd. 1Sam 16:14; 18:10; 19:9).
2 Full Life: IA TELAH MENOLAK ENGKAU SEBAGAI RAJA.
Nas : 1Sam 15:23
Teks :
- 1) Pencabutan hak Saul sebagai raja dan kemudian juga penolakan
keturunannya tidak berarti bahwa Allah menolak Saul secara pribadi untuk
selamanya. Sekalipun kedudukan Saul sebagai raja tidak pernah akan
dipulihkan, ia masih dapat diampuni dan menikmati hubungan yang
menyelamatkan dengan Allah melalui pertobatan yang sungguh-sungguh dan
dengan hidup bagi Tuhan (ayat 1Sam 15:24-25,31).
- 2) Prinsip yang sama berlaku pada zaman perjanjian baru. Seorang
pemimpin rohani dapat gagal secara moral, dan oleh karena itu ditolak
selama-lamanya oleh Allah dari kedudukan rohani, namun tetap terbuka
untuk menerima pengampunan, keselamatan, dan persekutuan yang sempurna
dengan Allah
(lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).